Senin, 07 Januari 2013

Kami Masih Mencintai Drama Gong



Salah satu kesenian tradisional Bali saat ini sudah mulai dilupakan. Apalagi namanya kalau bukan drama gong. Drama gong, ya keberadaan drama gong memang sudah tidak eksis lagi, apalagi di mata remaja saat ini. Kita merasa kalau drama gong itu kuno, dan untuk dijadikan sebuah pertunjukan. Apalagi yang pemainnya remaja semua, gak banget dech.  Di zaman sekarang sih kebanyakan remaja tidak peduli dengan kebudayaannya masing-masing. Mereka lebih memilih mempelajari tarian modern (Modern Dance), bahkan bergaya hidup ke barat-baratan, biar kelihatan keren. Padahal bila sampai kebudayaan kita hilang, kita sudah tidak mempunyai ciri khas tersendiri lagi.
Tapi, kenyataan itu tidak berlaku bagi remaja di desa Margatengah. Para Remaja di desa Margatengah, kecamatan Payangan, kabupaten Gianyar ini rajin lho menekuni sanggar khusus drama gong. Bagi mereka dengan belajar drama gong banyak mamfaat yang mereka dapatkan. Manfaatnya yaitu mereka memiliki banyak teman, dan tentunya hafal menggunakan bahasa-bahasa Bali alus. Sanggar ini sudah berdiri selama lima tahun, dan bernama ”Sanggar Yowana Marga Satwika
Walau dikatakan tidak gaul dan tidak populer dikalangan remaja, namun drama gong tetap eksis lho di mata para remaja ini. Bagi mereka bergaul dan jadi anak gaul dengan drama gong masih bisa kok. Jadi gak perlu merasa malu dech.
Remaja yang berumur antara 15-20 tahun ini merasa bangga dapat memerankan tokoh-tokoh yang ada dalam lelampahan drama. Misalnya, menjadi seorang putri raja dan dayangnya. Contohnya Made Sudiani, dia sangat menikmati perannya sebagai galuh ajeng. Yang memiliki watak sok imut dan suka iri terhadap putri raja.
“Aku senang dengan adanya kegiatan ini, untuk mengisi waktu luang rasanya banyak manfaat yang aku dapatkan. Tentunya ada rasa bangga gitu sebagai masyarakat Bali” tutur Sudiani.  Bahkan, banyak yang mengatakan mereka itu katrok, atau kampungan. Tapi, ya sudahlah mereka hanya iri. Hanya itu jawabannya ketika ada yang mengatakan seperti itu. Jadi ikut bangga deh, tau bahwa teman-teman kita masih ada yang mencintai kesenian daerah. Sukses ya kawan.